PERJALANAN YANG BERMANFAAT
Manusia dan perjalanan, dua sisi yang seakan tidak terpisahkan. Sebagian besar atau bahkan seluruh umat manusia di seluruh dunia pernah melakukan perjalanan, dengan intensitas yang berbeda. Kebutuhan kita yang sangat banyak dan bervariasi serta tersebar diberbagai tempat menuntut kita melakukan perjalanan demi memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan yang bersifat duniawi maupun ukhrawi.
Hukum asal bepergian ke segala penjuru bumi adalah mubah (diperbolehkan) dalam Islam, selama tidak melanggar hal-hal yang dilarang dalam syariat Allâh Azza wa Jalla.
Allâh Subahnahu wa Ta’ala berfirman :
Artinya :
Dialah (Allâh) yang menjadikan bumi itu mudah bagimu (untuk ditelusuri), maka berjalanlah (bepergianlah) ke segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan [Al-Mulk/67:15]
Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Arti ayat ini adalah bepergianlah kamu ke segala penjuru bumi sesuai dengan keinginanmu! Serta telusurilah semua tempat dan pelosoknya untuk berbagai macam usaha dan perniagaanmu! Ketahuilah usaha ysang kamu lakukan tidak bermsanfaat sedikitpun bagimu, kecuali jika Allâh memudahkan hal itu bagimu.” [Kitab Tafsir Ibni Katsir, 4/510]
Perintah Allâh Subhanahu wa Ta’ala dalam ayat ini, “… maka berjalanlah (bepergianlah) ke segala penjurunya” adalah perintah mubâh (hukumnya boleh dan tidak dilarang). Bentuk perintah ini bertujuan untuk memperlihatkan keagungan anugerah-Nya kepada para hamba-Nya. [Lihat kitab Tafsir al-Qurthubi, 18/188 dan Fathul Qadîr, 5/367]
Akan tetapi, perjalanan yang hukum asalnya mubâh (boleh, tidak mendatangkan pahala dan juga tidak menyebabkan dosa) ini bisa berubah menghasilkan pahala atau menyebabkan dosa, tergantung tujuan dari perjalanan itu sendiri. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
???????? ??????????? ????????????
Sesungguhnya (basalan) amalan-amalan itu tergantung niatnya [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]
Safar akan menjadi manfaat apabila menjalankannya dengan niat yang baik dan pandai mentadaburi segala sesuatu yang berada di sekeliling kita sehingga menjadi tambahan keimanan, sebaliknya safar akan menjadi tidak bermanfaat apabila hanya untuk bersenang-senang apalagi untuk bermaksiat.